Minggu, 10/04/2011 15:39 WIB
Nurvita Indarini - detikNews
Jakarta - Anggota DPR dari FPKS Arifinto terpergok memutar video porno di tengah sidangparipurna DPR. Peristiwa ini mencoreng citra 'Bersih dan Peduli' yang diusung PKS. Karena itu, PKS tidak perlu pasang badan untuk Arifinto.
"Serahkan saja ini pada proses yang ditangani oleh kalangan netral. Untuk kasus menonton video porno ini, serahkan saja pada Badan Kehormatan (BK) DPR. Tidak perlu pasang badan dengan mengeluarkan statemen menuding adanya konspirasi untuk menjatuhkan PKS," kata pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Widjaya, dalam perbincangan dengan detikcom, Minggu (10/4/2011).
Dia menambahkan, belakangan PKS memang tengah dirudung berbagai masalah. Masalah dengan partai koalisi, lalu masalah dengan Yusuf Supendi yang merupakan pendiri Partai Keadilan (PK), cikal bakal PKS. Masalah yang muncul dari internal PKS adalah terkait fakta-fakta miring, sehingga untuk membersihkan namanya dari citra yang tercoreng adalah dengan cara pembuktian fakta secara terbalik.
"Kalau fakta yang dibeberkan Yusuf Supendi tidak benar seharusnya PKS mengeluarkan fakta yang mereka punya untuk mematahkan apa yang disampaikan Yusuf. Kalau Arifinto benar tidak membuka folder video porno, harus ada fakta kuat yang membantahkan foto-foto dia yang beredar," lanjutnya.
Membuka video porno sebenarnya hal yang manusiawi. Bukan tidak mungkin selain Arifinto ada juga anggota Dewan yang gemar membuka video porno. Sayangnya, Arifinto melakukannya di tengah rapat paripurna. Apalagi, dia bernaung di bawah PKS yang dikenal "bersih".
"Konstituen berharap ada kebersihan moral dari PKS. Ketika ini dilakukan partai lain mungkin tidak begitu dibicarakan, namun ketika kader PKS yang melakukan maka ini menjadi goncangan besar," sambung Yunarto.
PKS, menurut alumnus UI dan Universitas Parahyangan ini, memiliki massa ideologis yang memilih PKS karena 'iman' dan secara emosional percaya pada integritas. Karena ada masalah ini maka konstituen PKS akan berpikir ulang untuk tidak pindah ke lain partai. Bagi PKS, hal ini tentu menjadi pertaruhan besar di 2014.
"Kalau Arifinto memang menonton video porno juga jangan serta merta dipecat dari partai. Biarkan proses netral berjalan. Jangan dijadikan sebagai bemper partai," imbuh Yunarto.
Arifinto kepergok melihat tayangan porno saat sidang paripurna tentang pengesahan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) dan pidato penutupan masa sidang III tahun sidang 2010-2011. Dalam jumpa pers Jumat (8/4) kemarin di DPR, Arifin mengaku jika ia membuka e-mail miliknya karena jenuh mengikuti rapat paripurna.
Arifin mengatakan, ia sudah biasa membuka e-mail saat rapat di DPR. Karena dengan membuka e-mail, bisa membantu pekerjaannya. "Saya rasa, kan saya biasa buka e-mail pada waktu rapat, membantu pekerjaan tidak ada masalah," katanya.
Sementara, beredar sejumlah foto bahwa Arifinto membuka folder yang berisi video porno itu, alias video itu bukan dari e-mail seperti pengakuan Arifinto. Meski demikian, Arifinto tetap bersikeras bahwa konten 'aduhai' itu berasal dari kiriman e-mail, yang buru-buru dihapusnya setelah tahu isinya tidak senonoh.
No comments:
Post a Comment